sisi lainku

Senin, 21 Maret 2011

CSR TBSM Berdayakan Masyarakat Sekitar





Diantara 16 perusahaan perkebunan kelapa sawit yang sudah beroperasi di sekadau, PT. Tinting Boyok Sawit Makmur (TBSM) adalah satu dari 2 perusahaan yang sudah menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR) selain PT. GUM.

Dengan luas lahan perijinan sebesar 7000-an hektar, anak perusahaan Barito Group ini tetap melaksanakan CSR dengan sungguh-sungguh. Hal ini berkenaan dengan UU nomor 47 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan dalam pasal 74 tentang CSR.

Menurut coordinator umum divisi CSR TBSM Surowo Haryono, hal itu (CSR-red) merupakan komitmen dari induk perusahaan untuk diterapkan dengan sungguh-sungguh. Tujuannya adalah untuk mendukung program internasional Millenium Development Goals (MDGs).

“ Kita komit dalam menerapkan CSR. Selain merupakan kewajiban perusahaan, ini juga untuk mendukung MDGs dengan cara memberdayakan ekonomi masyarakat dengan program-program yang kita buat,” tutur Surowo (2/3) kemarin.

Beberapa program yang dikembangkan oleh tim CSR TBSM antara lain di bidang pemberdayaan ekonomi masyarakat, bidang penghijauan, peternakan, kesehatan, pendidikan sampai pada bidang kerohanian.

Di bidang pemberdayaan ekonomi masyarakat contohnya, tim CSR TBSM yang dibentuk pada awal tahun 2010 telah melatih masyarakat sekitar areal perkebunan untuk mengembangkan industri rumah tangga. Diantaranya adalah dengan mengajarkan cara membuat tempe margarin, berkebun sayur, budidaya jamur tiram dan masih banyak lagi. Tidak hanya dalam hal budidaya saja, pembinaan juga dilakukan sampai pada pemasaran produk hasil pemberdayaan.

“ Target kita adalah kaum ibu rumah tangga, sampai pada siswa sekolah. Kita menginginkan agar masyarakat disekitar kita mampu untuk mengembangkan industri walaupun dalam skala yang kecil,” timpal koordinator kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat, Jhoni Oktavianus.

Dikatakan Jhoni, saat ini dari hasil pengembangan ekonomi masyarakat sudah terlihat hasilnya. Bahkan, hasil perkebunan sayur sudah mulai di-drop ke pasar-pasar di Sekadau berupa kacang panjang, wortel, semangka dan kacang tanah.

Program-program CSR ini akan dievaluasi setiap tahunnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Tim ini turut melibatkan forum kepala-kepala dusun (Forkadus), ibu-ibu PKK, dan unsur karang taruna. “ Kita selalu evaluasi program dan kegiatan yang akan kita kembangkan setiap tahunnya. Program disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan melihat potensi pasar,” papar Jhoni.

Pada tahun 2010 lalu, dengan dana senilai 165 juta rupiah tim  CSR TBSM mampu mengembangkan pemberdayaan masyarakat dengan programnya. Dana tersebut juga meliputi biaya operasional, honor, dan publikasi kegiatan. “ Dengan dana yang terbilang tidak begitu besar, kita mampu menjalankan CSR dengan sungguh-sungguh dan sekarang sudah kelihatan hasilnya. Kiranya ini dapat menjadi acuan bagi perusahaan lain yang belum menjalankan CSR,” pungkasnya. (Bny)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar